Tips Youtuber Memperoleh Pendapatan Besar Selain Dari Adsense
Beragam alasan orang ingin menjadi YouTuber. Salah satu yang paling umum adalah iming-iming memperoleh pendapatan dari AdSense yang katanya bisa berjumlah besar.
AdSense adalah program kerja sama periklanan yang dikelola Perusahaan Google. Selain para YouTuber, blogger dan pemilik website juga dapat memanfaatkan AdSense untuk memperoleh pendapatan dari iklan yang ditayangkan di platform mereka.
Agar bisa mendapatkan penghasilan dari Adsense, Seorang YouTuber harus memiliki minimal 1.000 subscriber (pelanggan) dan 4.000 jam tayang dalam 12 bulan terakhir. Setelah akun Google yang dibuat untuk youtube telah dimonetize dan tertaut dengan AdSense, setiap video yang ditonton minimal 30 detik akan terhitung dan dikonversikan ke AdSense untuk memperoleh pendapatan.
Selain sulit mendapatkannya, nilai AdSense dari YouTube (Apalagi di Indonesia) ternyata terbilang sangatlah kecil, nilai AdSense/CPM atau cost per milles (bayaran yang diberikan ke YouTuber tiap kelipatan 1.000 view pada video mereka) lebih rendah dibandingkan dengan negara lain.
Ini menjadi salah satu faktor penting dalam memonetisasi iklan di YouTube. Jika dibandingkan dengan negara tetangga kita Australia (Nilai CPM AdSense) kita itu seperlima dari mereka.
Pendapatan AdSense yang diterima YouTuber bisa fluktuatif. Hal ini juga bergantung pada momen-momen tertentu saat para pengiklan memasang iklannya di YouTube, momentum biasanya datang ketika memasuki kuartal baru atau menjelang hari raya.
Sebagai contoh , rata-rata pendapatan bagi youtuber Indonesia yang memiliki 700.000 subscriber dari niche (topik) teknologi, pendapatan mereka sekitar 15-20 juta per bulan. Pendapatan Youtuber juga tergantung dari tema atau topik yang digunakan oleh youtuber sendiri.
Subscriber banyak bukan berarti kaya
Perhitungan AdSense juga ditentukan oleh kesesuaian iklan dengan demografi penonton kanal tersebut. Seorang YouTuber tidak akan menghasilkan uang yang banyak jika hanya menyerahkan urusan monetisasi sepenuhnya pada AdSense. Sebagai contoh adalah cerita tentang YouTuber yang memiliki 2 juta subscriber. Dan dengan jumlah subscriber sebesar itu, sang YouTuber hanya menghasilkan ratusan dollar AS per bulan dari AdSense.
Jumlah subscriber memang menjadi modal kanal YouTube untuk menarik uang dari AdSense, namun bukan faktor utama. Sebab, kanal dengan jumlah subscriber banyak belum tentu mendapat penonton yang banyak pula.
YouTube akan lebih mudah memasang iklan di kanal yang memiliki karakteristik penonton sesuai dengan target pengiklan. Misalnya saja, brand barang mewah tidak akan memasang iklan di kanal YouTube yang mayoritas ditonton remaja atau anak-anak.
Kalau memang penonton kita kebetulan adalah orang-orang yang ditarget oleh pengiklan, maka nilai AdSense per video akan lebih tinggi. Tapi kalau view videonya besar, sementara yang menonton anak-anak dan pengiklannya kecil, nilainya akan sedikit pula. Atau jika konten video tidak sesuai dengan target penonton, bisa saja video tidak akan mendapatkan iklan atau jika ada iklan yang nangkring pun, nilai AdSense yang dihasilkan jauh lebih kecil dibanding dengan konten video yang sesuai target. Kalau tidak sesuai, bisa seperempat dari itu (nilai AdSense yang optimal)
Rencanakan yang Matang
Para kreator besar memiliki rencana bisnis matang tentang bagaimana menciptakan dan menyampaikan nilai konten mereka. Sayangnya, sebagian besar kreator di YouTube tidak memiliki rencana ini. Mereka lebih memasrahkan strategi monetisasi mereka ke YouTube dan berharap uang akan datang dengan sendirinya ketika kanal mereka berkembang,
Harapan mendapat uang dari AdSense memang menjadi salah satu alasan orang ingin menjadi YouTuber, meski persepsinya kurang tepat.
Pendapatan yang dihasilkan para kreator profesional adalah berkat rencana bisnis yang matang melalui konten yang ditampilkan di channel YouTube, bukan semata-mata mengandalkan jumlah subscriber dan memasrahkan pada Adsense. Ini merupakan kombinasi dari kesungguhan menciptakan konten, menyampaikan, dan menangkap nilainya.
Karena itulah bagi para creator profesional, AdSense bukan menjadi satu-satunya sumber pendapatan untuk meraup untung. Apalagi, algoritma YouTube sering berubah dan tidak pasti sehingga menyulitkan para pembuat konten. Lantas, dari mana sumber pendapatan lainnya?
Jualan merchandise dan Endorsement
Endorsement dan kegiatan acara offline bisa menjadi sumber pendapatan lain di luar AdSense. Endorsement adalah promosi produk pengiklan oleh sang pemilik channel youtube. Sementara, kegiatan offline contohnya adalah menjadi pembicara di sebuah event.
Keduanya bisa dilakukan apabila sang YouTuber sudah dikenal dan memiliki jumlah pengikut yang signifikan sehingga dipandang sebagai seorang influencer oleh pengiklan. Endorsement yang dipilih tentunya juga yang berkaitan dengan konten video channelnya. Misalnya, kanal kencantikan mempromosikan produk make-up, dll.
YouTuber juga bisa menjual berbagai merchandise di channel YouTube miliknya. YouTube memang menyediakan saluran khusus bagi YouTuber untuk menjual merchandise. Syaratnya, ia harus memiliki minimal 10.000 subscriber, tidak melanggar pedoman aturan YouTube, dan mengikuti YouTube Partner Program. Layanan ini juga belum merambah ke Indonesia, baru tersedia di 18 negara saja.
Di Indonesia, beberapa YouTuber juga menjual produk buatan mereka, seperti T-Shirt atau make up, meski belum bisa memanfaatkan layanan merchandise YouTube.
Selain itu, YouTuber juga bisa menerima merchandise gratis dari sebuah vendor. Merchandise ini memang sering tidak berwujud uang, tapi nilai barang yang diterima biasanya cukup berharga dan ini sering didapatkan Youtuber dengan channel review dan ulasan produk dll.
Konten berbayar
Para YouTuber juga sering mendapatkan pesanan untuk membuat konten berbayar. Biasanya, mereka diminta untuk membuat review atau ulasan sambil memperkenalkan fitur-fitur atau keunggulan dari produk yang mereka ulas.
Produk yang ditawarkan bisa jadi akan berbeda dengan audiens kanal YouTube tersebut. Ini berbeda dengan ketentuan AdSense yang membutuhkan kesesuaian antara konten dan penonton. Apakah akan menerima tawaran konten berbayar atau tidak, keputusan itu tentu terserah sang pemilik channel.
Honor untuk konten berbayar memang bisa bernilai cukup besar. Menurut Majalah The Economist, YouTuber dengan subscriber di kisaran 100.000 rata-rata menghasilkan 12.500 dollar AS (Rp 177 juta) dari konten berbayar.
Nilai ini tentu lebih besar dibanding pendapatan YouTuber pemilik 2 juta subscriber, tapi hanya mengandalkan AdSense.
Post a Comment for "Tips Youtuber Memperoleh Pendapatan Besar Selain Dari Adsense"